SAR Ranita UIN Jakarta Terjunkan Dua Personel Bantu Korban Banjir Bandang Cisarua

Dua anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan (KMPLHK) Ranita UIN Jakarta diterjunkan ke lokasi banjir bandang di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 19 Januari 2021. Pengiriman personel ini merupakan bagian dari respon cepat Ranita dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana alam. Selain melakukan evakuasi warga, kedua relawan tersebut juga melakukan asesmen lapangan guna memetakan situasi serta kebutuhan paling mendesak di lokasi terdampak.
Personel yang diberangkatkan adalah Yassir “Keng-Keng” Fuady, mahasiswa semester 5 Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Feby “Tucer” Nur Evitasari, mahasiswi semester 3 Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora. Keduanya berangkat dengan membawa perlengkapan dasar, kemudian setiba di lokasi langsung bergabung bersama tim relawan lain yang telah lebih dulu bekerja di lapangan.
Meski berasal dari satu tim yang sama, kedua personel Ranita menjalankan tugas berbeda sesuai kebutuhan lapangan. Yassir “Keng-Keng” difokuskan untuk membantu proses evakuasi warga yang tinggal di area paling terdampak. Evakuasi dilakukan dengan kewaspadaan tinggi karena medan cukup sulit dan masih terdapat sisa-sisa material banjir bandang. Sementara itu, Feby “Tucer” bertugas melakukan asesmen, yakni mengumpulkan informasi mengenai penyebab kejadian, dampak yang ditimbulkan, serta potensi risiko lanjutan yang perlu diantisipasi oleh para relawan maupun warga sekitar.
Dari hasil asesmen lapangan, diketahui bahwa banjir bandang terjadi sebanyak tiga kali dalam rentang waktu beberapa jam. Titik longsor berada di Tebing Curug Gajah Ceurik, yang sebelumnya diguyur hujan deras selama beberapa hari. Banjir pertama terjadi sekitar pukul 09.00 WIB ketika air bercampur lumpur meluap dari Sungai Cisampai, anak Sungai Ciliwung, dan menerjang permukiman warga di kawasan tersebut. Selang sekitar satu setengah jam, banjir kedua datang dengan membawa material kayu dalam jumlah besar. Material tersebut sempat tersangkut di jembatan penghubung desa, sehingga sebagian aliran dapat tertahan.
Tidak lama berselang, banjir ketiga terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Kali ini aliran air membawa material batu dari wilayah hulu. Beruntung, batu-batu tersebut tidak sampai masuk ke pemukiman warga karena terhalang oleh tumpukan kayu yang lebih dulu tersangkut di jembatan. Kendati demikian, banjir bertubi-tubi itu tetap menyisakan kerusakan signifikan pada permukiman warga dan infrastruktur desa.
Laporan asesmen Ranita menyebutkan bahwa tiga rumah warga dan sebuah warung hanyut terbawa arus. Dampak banjir dirasakan terutama oleh warga di Kampung Rawa Dulang dan Kampung Jolog di Desa Tugu Selatan. Di Kampung Rawa Dulang tercatat 8 kepala keluarga terdampak, sedangkan di Kampung Jolog sebanyak 5 kepala keluarga. Data sementara di Desa Tugu Selatan menunjukkan total warga terdampak mencapai 134 kepala keluarga, sebagian besar kemudian diungsikan ke pondok wisata Kompleks Gunung Mas.
Musibah banjir bandang yang disertai lumpur dan material kayu di Cisarua menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor yang mencatat pengungsian mencapai ratusan kepala keluarga. Dalam kondisi genting itu, kehadiran dua personel Ranita memberikan kontribusi nyata melalui evakuasi, pemetaan situasi, dan dukungan bagi masyarakat setempat.
Baca Juga  Ranita UIN Jakarta Siap Siaga: Peran Tim Vertical Rescue dalam Penanganan Bencana