10 Desember 2025, Aceh Tamiang — Suasana memilukan masih menyelimuti wilayah Aceh Tamiang setelah banjir bandang dan lumpur menerjang permukiman warga. Dalam foto lapangan yang diambil pada pukul 13.10, terlihat kendaraan warga tertimbun lumpur tebal, jalanan dipenuhi sisa material banjir, serta rumah-rumah yang masih meninggalkan jejak kerusakan. Debu dan lumpur mengering menempel di kaca dan bodi mobil, menjadi saksi betapa dahsyat bencana yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
Tim respon bencana KMPLHK RANITA UIN Jakarta pun masih menerima donasi untuk disalurkan langsung ke para penyintas bencana di Sumatera.
Donasi akan diberikan 100% untuk masyarakat terdampak.
Silahkan kirimkan donasi melalui rekening
BNI 0733103399 a.n KMPLHK RANITA UIN JAKARTA
Narahubung 085715882862 (Nurhidayat)

Di tengah kondisi itu, dua relawan KMPLHK RANITA UIN Jakarta, Zakaria “Jabjab” Rahmat Pratomo dan ABD “Gatra” Mannan, melaporkan pergerakan terbaru mereka. Pada pukul 12.22 WIB, keduanya sedang berada dalam perjalanan menuju Desa Sekumur, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, lokasi penyintas yang masih membutuhkan bantuan mendesak. Mereka bergerak bersama Tim Disaster Management Center (DMC) menggunakan dua unit mobil 4×4, membawa bantuan yang akan disalurkan langsung kepada masyarakat terdampak.

Cuaca cerah mengiringi perjalanan tim, sementara kondisi relawan dilaporkan sehat dan siap melanjutkan misi kemanusiaan. Jalanan yang dilalui masih penuh lumpur tebal dan puing, menyulitkan mobil untuk bergerak cepat, namun tidak menyurutkan tekad para relawan untuk mencapai lokasi tujuan.

RANITA UIN Jakarta juga memastikan bahwa tim akan menetap selama tiga hari ke depan di Desa Suka Makmur, sebagai pos sementara untuk melakukan rangkaian asesmen, pendampingan, serta distribusi lanjutan. Kehadiran relawan diharapkan dapat memberikan dukungan moral sekaligus memastikan bantuan tersalurkan secara tepat sesuai kebutuhan penyintas.
Dalam kondisi penuh keterbatasan ini, setiap langkah relawan menjadi harapan baru bagi warga Aceh Tamiang yang kini berjuang bangkit dari bencana.


